Makna Hidup Sehat Atas Praktik Pengobatan Alternatif Bagi Masyarakat Perdesaan

Kesehatan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan dan mendukung aktivitas yang optimal. Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi semua manusia, tanpa memandang jenis kelamin, usia, suku atau golongan, dari semua lapisan dan lapisan masyarakat, Lalu seperti apa makna masyarakat akan hidup sehat yang tidak sesuai dengan Kementerian Kesehatan dan WHO? dimana mereka masih memaknai hidup sehat menurut pemikiran dan pemahaman mereka sendiri, yang tidak dapat dipisahkan dari kepercayaan, nilai-nilai keluarga dan budaya, Pertanyaan tersebut yang akhirnya membuat Eny Pemilu Kusparlina, salah satu mahasiswa Program Doktor Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang mengangkat tema tersebut sebagai penelitian disertasi dan dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Gesi Kabupaten Sragen.

Kebanyakan orang awam mendefinisikan kesehatan sebagai tubuh yang nyaman, nyaman, bahagia dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Selama seseorang mampu melakukan fungsi normal, mereka dikatakan sehat. Penelitian ini awalnya bercerita bahwa Masyarakat Kecamatan Gesi masih mempraktekkan pengobatan alternatif menurut kepercayaan dan sistem pengetahuan mereka. Pengetahuan tentang metode dan bentuk pengobatan alternatif diperoleh dengan mengikuti apa yang telah dilakukan nenek moyang mereka secara turun-temurun. Namun, tidak semua penyakit dapat diobati dengan pengobatan alternatif. Jika pemahaman masyarakat tentang pengobatan alternatif tidak sesuai dengan pengetahuan saat ini, dikhawatirkan akan berdampak negatif pada kesehatan masyarakat secara umum. Hanya berdasarkan pengetahuan dan kepercayaan tradisional, kesalahan dalam menafsirkan penyakit pasien berakibat fatal bagi kesehatan dan keselamatan pasien.

Eny mengatakan penelitiannya ini mengkaji beberapa poin utama seperti tahapan makna masyarakat akan hidup sehat dimana mereka memaknai dalam berbagai tahapan mulai dari masa kehamilan sampai ke lanjut usia dan meninggal. Sehingga Eny mendapati bahwa sehingga makna sehat menurut budaya Jawa merupakan penjabaran yang lebih terinci dan mudah dipahami oleh masyarakat dalam kehidupan manusia sehari-hari khususnya pada masyarakat Jawa. Makna sehat di sini selalu dikaitkan dengan tahapan kehidupan manusia sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan manusia.

Disi lain kenyataan objektif dimana individu berada di luar diri manusia dan berhadap-hadapan dengannya dan subjektif dimana individu berada di dalam masyarakat sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Begitu juga dengan masyarakat Gesi dengan fenomena sosio kulturalnya telah memilih pengobatan alternatif untuk mendapatkan pengobatan atas sakitnya. Realitas sosial masyarakat dalam memaknai hidup sehat adalah bagaimana mereka mendapatkan dan memperoleh sehat dengan hal yang sudah menjadi kebiasaan dan turun temurun serta rasa kepercayaan yang dalam terhadap pengobatan yang didapatkan. Kepercayaan yang terbentuk dalam diri masyarakat Gesi adalah karena adanya pengalaman dan kesadaran dalam menentukan pilihan pengobatan alternatif untuk mendapatkan makna hidup sehat yang sebenarnya.
Proses Sosial Momen Eksternalisasi dan Obyektivasi

Pengaruh kuat keluarga dan budaya terhadap tindakan sosial dalam memaknai hidup sehat dengan pengobatan alternatif. Keluarga dan budaya turun- temurun merupakan faktor yang sangat kuat yang mempengaruhi masyarakat Gesi untuk mengambil pilihan pengobatan atas sakitnya. Semua berdasarkan logika dimana mereka percaya bahwa pengobatan alternatiflah yang akan memberikan kesembuhan atas penyakitnya, karena akhirnya pengalaman keluarga, saudara dan relasi temanlah yang menjadi pegangan buat mereka bahwa mereka bisa sembuh karena berobat di pengobatan alternatif.

Objektivasi yang merupakan nilai-nilai pengetahuan yang sudah ada pada setiap individu yang telah mengalami eksternalisasi, dan kemudian terwujud dalam tindakan, bahasa atau ekspresi. Dalam proses ini, orang-orang yang terlibat menerima atau menolak pengaruh eksternal sebagai produk bentuk objektivasi, yaitu kepercayaan, keselarasan, penerimaan atau penolakan terhadap pengobatan alternatif yang dibicarakan individu tersebut. Disini masyarakat Gesi telah menerima bahwa pengobatan alternatif adalah solusi untuk mendapatkan kesembuhan dari sakitnya karena pengalaman dan kesadaran mereka untuk berobat.
Proses Sosial Momen Internalisasi

Internalisasi terjadi dalam masyarakat pada tahap identifikasi diri seorang individu, melalui proses tindakan individu yang dilakukan dalam dunia sosial budaya, proses internalisasi dapat dilihat pada seseorang yang mau menerima pengaruh tersebut. atau sebaliknya untuk melakukan tindakan yang dimediasi oleh bahasa dalam hubungan sosial individu. Sebagai manifestasi dari internalisasi ini, seseorang melakukan tindakan yang sama dengan yang objektif dari hasil eksternalisasi yang dialami.

Tradisi pengobatan alternatif sudah ada dalam kehidupan masyarakat sejak lama. Sebelum manusia mengenal kedokteran dan keperawatan, dukun bayi mungkin sudah bisa memberikan zat-zat yang menyehatkan bagi mereka yang menderita sakit. Kemampuan dukun mampu meramalkan penyakit yang dialami penderitanya sendiri melalui penglihatan batin. Namun kebiasaan ini tetap berlanjut dengan masyarakat Gesi yang cenderung menggunakan jasa dukun. Masyarakat Gesi cenderung tertarik oleh pengobatan alternatif melalui penglihatan batin seorang tabib pengobatan alternatif berdasarkan praktik kuno yang mampu memberikan efek penyembuhan pada penyakit yang diderita orang itu sendiri.

Pengetahuan memandu berkembangnya suatu kegiatan atau perilaku yang bermanfaat bagi seseorang, terutama dalam melakukan pengobatan alternatif. Pengetahuan merupakan kumpulan kekayaan spiritual yang secara langsung atau tidak langsung memperkaya kehidupan manusia itu sendiri. Pengobatan alternatif cenderung membantu orang yang lebih pintar melalui dukun, dan dipengaruhi oleh pengalaman hidup orang sehingga orang tahu bahwa dukun dapat memberikan zat yang sehat melawan penyakit yang dideritanya.

Selain pengalaman pengambilan keputusan individu terhadap pengobatan alternatif, kepercayaan juga dapat menentukan sikap individu itu sendiri. Sikap adalah disposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan permanen untuk berperilaku atau memandang dengan cara tertentu terhadap orang lain, objek, institusi atau masalah tertentu. Sikap dapat dilihat sebagai rasa suka, tidak suka, marah dan marah yang dapat menjadi penilaian terhadap suatu objek. Sikap dapat memberi seseorang respons tertutup terhadap rangsangan subjek. Sikap memiliki tiga komponen utama, yaitu: keyakinan (kepercayaan), gagasan dan persepsi tentang objek kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek, kecenderungan untuk bertindak.

Bagaimanapun penelitian ini tetap memiliki keterbatasan dan dapat menjadi suatu wacana atau gagasan dalam kajian mengenai pengobatan alternatif. Eny berharap penelitian ini dapat memicu peneliti lain untuk membuat suatu karya berupa kritik atau menambah proposisi baru dalam teori fenomenologi serta dengan adanya disertasi ini juga harapannya dapat memicu penelitian lain dengan tema makna hidup sehat dengan pengobatan alternatif.

Shared: