Isi Kuliah Tamu Internasional Magister Psikologi, Dr. Agnes del Rosario Crisistomo Serukan Ajakan untuk Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Wabah Covid19 dengan Metode Psikologi Positif melalui Butterf

Senin, 26 Oktober 2020 11:56 WIB

Wabah Covid19 yang masih berlangsung hingga saat ini menjadikan tantangan tersendiri di berbagai negara, termasuk di Indonesia dimana banyak perilaku masyarakat yang diharuskan mengikuti standar kesehatan dan kebiasaan new normal. Melihat potensi tersebut Magister Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang mengadakan Internasional Guest Lecture bekerjasama dengan Dr. Agnes del Rosario Crisostomo dari Universitas Negeri Bulacan Filipina dalam rangka melihat bagaimana Filipina menghadapi tantangan mental di tengah pandemi. Indonesia dan Filipina merupakan 2 negara dengan kasus covid-19 terbanyak di ASEAN. Kondisi tersebut cukup memprihatinkan dan perlu penyikapan yang baik supaya kondisi mental masyarakat tetap sehat dalam menghadapi pandemi ini. Krisis kesehatan mental merupakan gelombang ketiga dan terbesar yang menyerang manusia setelah gelombang krisis kesehatan fisik dan krisis ekonomi. Besarnya kasus covid-19 di kedua negara menjadi sebuah warning bahwa peningkatan kesehatan masyarakat menjadi sangat penting. Ditambah lagi kondisi pandemi ini sangat-sangat berdampak pada kondisi perekonomian. Dan yang paling besar berdampak pada kesehatan mental masyaraktanya. Ketika kesehatan mental seseorang sangat berpengaruh dalam menyikapi krisis kesehatan fisik dan ekonomi. Sehingga masyarakat perlu mendapatkan edukasi untuk bisa kuat dan sehat secara mental dalam menghadapi kondisi pandemi ini.

Secara literature Psikologi Positif merupakan gagasan yang disampaikan oleh Martin Seligman yang mempelajari mengenai tingkat kesehatan mental, kebahagiaan, kekuatan karakter, dan optimisme.  Bebera[a cara untuk memanfaatkan Psikologi Positif dalam menghadapi pandemi seperti memahami gagasan apa saja dalam psikologi positif yang dapat membuat kita resilien (bertahan dan tangguh) dalam menghadapi pandemi lalu gagasan yang sudah dipahami tersebut dikembangkan, tujuannya agar bisa mengembangkan resiliensi selama pandemi.

Bagaimana cara mengembangkan resiliensi? Dalam paparannya dijelaskan  yang pertama bisa dilakukan dengan mengembangkan sense of routine yang berarti kita perlu membuat rencana harian, rencana mingguan, dan rencana bulanan sehingga hidup bisa lebih terprogram dan ada usaha untuk mengevaluasi dan memperbaiki setiap harinya. Kedua dengan membuat jurnal harian yang berisi apa saja kegiatan yang dilakukan, apa yang dirasakan, dsb. Hal tersebut berguna sebagai perekam kegiatan juga sebagai media katarsis.  Meluangkan waktu untuk beraktivitas di luar ruangan seperti jalan-jalan santai atau relaksasi setelah rutinitas harian, serta masih banyak lagi. ”Ungkap dosen dibidang psikologi positif tersebut”

Salah satu teknik untuk mejaga kesehatan mental yang dikembangkan oleh Dr. Agnes yaitu Butterfly Hug. Dalam kuliah tamunya kemarin Dr. Agnes mengajak dan mebimbing seluruh peserta untuk mempraktikkan  Butterfly Hug. Butterfly Hug merupakan suatu teknik dalam psikologi positif untuk membuat diri kita lebih tenang dari segala kecemasan. Terlebih ketika masa pandemi dengan segala kondisi yang tidak menentu yang dapat menimbulkan kekhawatiran. Teknik tersebut bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja oleh siapapun. Butterfly Hug bermanfaat untuk memberikan perasaan tenang saat diri kita sedang sedih, marah, ataupun tersakiti seolah kita memeluk diri kita sendiri, menenangkan diri sendiri, membuatnya nyaman, dan mengatakan kepada diri sendiri bahwa semua akan baik-baik saja.

Sementara itu Dr. Iswinarti selaku kaprodi Magister Psikologi Saint saat dikonfirmasi di ruang kerjanya menyatakan "kuliah tamu dengan tema “Positive Psychology in Pandemic” ini merupakan suatu tema yang sangat relevan kondisi saat ini dan sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk bisa bertahan dalam kondisi ini. Pemilihan Dr. Agnes sebagai speaker dianggap tepat karena beliau merupakan pakar yang dalam Psikologi Positif. Selain itu, adanya kemiripan kondisi di Indonesia dan FIlipina dimana kedua negara ini tergolong negara dengan populasi yang terdampak covid-19 yang tinggi".

"Dengan kuliah tamu ini saya berharap dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, menambah wawasan dari dengan adanya pemateri dari pihak luar negeri, disisi lain kegiatan yang bekerja sama dengan pemateri luar negeri dapat mendukung program Internasionalisasi yang digalakkan oleh Universitas Muhammadiyah Malang serta Dapat membangun kerja sama dengan Universitas luar Negeri khususnya dengan Bulacan State University (BSU) ke depannya". Ujar Iswinarti.(TIK/DIK)

Shared: