MELIHAAT INTEGRATIF ANTARA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SAINS

Senin, 30 Mei 2022 03:07 WIB

Integrasi agama dan sains merupakan problem yang cukup menarik untuk diperbincangkan dan diteliti. Berbagai kajian, baik sebagai tema seminar maupun penelitian sudah banyak dilakukan, namun problem integrasi agama dan sains tetap menjadi diskusi yang menyedot perhatian para ilmuan. Dalam dekade terakhir, banyak seminar diselenggarakan, banyak buku yang diterbitkan, dan banyak jurnal nasional maupun internasional yang membahas integrasi agama dan sains ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbincangan dan penelitian mengenai tema ini masih belum menemukan konsep yang jelas, sehingga masih diperlukan berbagai penelitian yang lebih serius untuk melahirkan konsep-konsep baru yang dapat memberi arahan praktis-operasional dalam implementasinya, termasuk implementasinya dalam sistem pembelajaran, baik di sekolah maupun di perguruan tinggi.

Melihat akan pentingnya intergrasi pada Pendidikan Agama Islam membuat Khairudin yang juga salah satu mahasiswa program Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang menjadikannya sebagai penelitian disertasi. Penelitian yang mengambl studi kasus di salah satu Sekolah Menengah Atas  (SMA) yang ada di Malang.

Banyak sekolah/madrasah maupun perguruan tinggi yang memiliki visi pengembangan ilmu dan pengembangan sistem pembelajaran yang mengedepankan integrasi agama Islam dan sains, namun tetap saja belum memadai untuk dijadikan pegangan. Sekolah/madrasah dan perguruan tinggi di Indonesia, sesuai dengan tuntutan normatif kehidupan berbangsa yang berpancasila, memerlukan bentuk-bentuk pemenuhan peran bersama antara agama dan sains dalam memajukan kehidupan berbangsa. Baik agama maupun sains, keduanya harus dapat diintegrasikan dalam kehidupan. Nilai-nilai moral agama dibutuhkan bersamaan dengan nilai-nilai sains dan teknologi dalam menjalankan berbagai aspek kehidupan.

Di Indonesia sendiri, banyak tokoh-tokoh yang memberikan perhatian tentang integrasi agama Islam dan sains. Di antara nama pelopor integrasi tersebut, AM. Saifuddin, Kuntowijoyo, Usep Fahuthuddin, Mulyadi Kartanegara, Amin Abdullah. Satu tokoh yang paling serius melakukan integrasi agama dan sains adalah Amin Abdullah, dalam sejumlah tulisannya sangat aktif dalam mengkampanyekan ide-ide integrasi keilmuan dalam upaya mengakhiri linearitas ilmu yang bersifat monodisiplin.

Menurut Abdullah, (2020) pengintegrasian antara agama (Islam) dan sains seakan-akan tidak bisa dihindarkan, bahkan telah menjadi keharusan untuk membangun peradaban manusia yang gemilang menjadi keniscayaan. Saat ini, agama tidak hanya dipahami semata-mata terkait dengan masalah ke-Tuhanan, kepercayaan, pandangan hidup, dan ultimate concern. Selain sifat konvensional, ternyata agama juga terkait-erat dengan dengan persoalan-persoalan historis-kultural, sosiologis, sains, ekonomi, kesehatan dan sebagainya.

Saat dikonfirmasi Kairudin menjelaskan bahwa integratif PAI dan sains ini menjadi hal menarik untuk teliti.

“Hal ini sebagai salah satu upaya menghilangkan dikotomi antara PAI dan sains yang terjadi selama ini, sehingga antara pendidikan agama Islam dan sains saling menguatkan antara satu sama lain” Ujarnya.

Ia memilih SMA Ar-Rohmah yang berlokasi di daerah Dau Malang sebagai tempat penelitian karena tergambar dengan jelas visi, misi serta tujuan SMA Ar-Rohmah Dau Malang melaksanakan pendidikan yang integratif. Misi SMA Ar-Rohmah Dau Malang melaksanakan proses pendidikan integral dengan memadukan aspek tarbiyah, ruhiyah, aqliyah dan jismiyah dalam membentuk siswa yang taqwa, cerdas dan mandiri.

Pendidikan integral yang diterapkan seklah tersebut dalam pelaksanaan pembelajarannya sangat kuat dan menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan. Secara normatif, konsep pendidikan integral dilaksanakan SMA Ar-Rohmah Dau Malang merupakan perintah dalam ajaran Islam dan terinspirasi beberapa surah dan ayat dalam al-Qur’an antara lain, 1) surah Al-Alaq: 1-5, ayat ini mengandung hikmah yang dapat dijadikan sebagai bekal hidup salam di dunia. 2) surah al-Qalam: 1-7; 3) surah al-Muzzamil: 1-10; 4) surah al-muddatsir: 1-10; 5) surah al-Fatihah: 1-7. Empat surah pertama diyakini mengandung nilai-nilai yang akan membentuk konstruksi peradaban Islam, sebagaimana yang digambarkan dalam surah kelima, yaitu surah Al-Fatihah.

Model pembelajaran SMA AR-Rohmah Dau Malang menggunakan model pembelajaran integratif dengan cara menghubungkan beberapa mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Dalam hal ini memadukan antara pendidikan umum (kurikulum Dinas pendidikan dan kebudayaan) dan pendidikan agama Islam (kurikulum pesantren/kurikulum diniyah). Adapun model pembelajaran integratif di SMA Ar-Rohmah Dau Malang adalah 4 model yaitu Model Terhubung (Connected) yang mengintegrasikan topik-topik dalam satu disiplin ilmu, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan pada satu hari dengan hari berikutnya, ataupun ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi, seperti bidang studi pendidikan agama Islam (PAI).

Berikutnya model Sarang (Nested) yang pengintegrasian kurikulumnya dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan focus pengintegrasian pada sejumlah ketrampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru. Lalu ada Model Jaring Laba-laba (Webbed) dimana sebuah peta konsep yang dirancang  menggambarkan bangunan keilmuan yang terbentuk dalam jaringan laba-laba. Model ini mencakup tiga integrasi, yaitu, integrasi implementasi, integrasi materi pembelajaran dan integrasi proses pembelajaran.

Model terakhir yang diterapkan adalah Model Keterpaduan (Integrated) yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model-model tersebut diimplementasikan agar siswa mampu menganalisis suatu persoalan dalam proses pembelajaran, mampu mengkaitkan dan menghubungkan antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya, siswa terbiasa memberi gagasan-gagasan baru atau ide-ide yang ada dalam pikirannya, lebih aktif dan inovatif sehingga terwujud pemikiran-pemikiran yang kritis. Dengan munculnya ide-ide baru diharapkan siswa mampu berpikir kritis dalam proses pembelajaran, mampu menjelaskan konsep agama dengan sains dalam kehidupan siswa.

Shared: