Potensi Kulit Kopi Sebagai Bahan Energi Terbarukan dan Pangan

Kamis, 21 Juli 2022 03:28 WIB

Kopi adalah minuman popular yang halal di berbagai negara, mendampingi teh dan air putih. Kopi juga merupakan sumber devisa bagi sejumlah negara, disamping ladang pendapatan petani di pedesaan di lereng - lereng gunung, di daerah tropis. Kopi juga menjadi bisnis penting bagi perusahaan korporasi global, antara lain Starbucks Corporation, Dunkin' Donuts, the Coca-Cola Company, dan lain-lain. Kopi berperan pula bagi kesehatan tubuh manusia. Namun terjadi sebuah ironi, dimana proses pengolahan biji kopi menyisakan limbah yang mencemari lingkungan. Sampai saat ini, limbah cair dan padat dari kopi di banyak negara belum dikelola dengan bijak. Berbagai kandungan yang terdapat di limbah tersebut berpotensi mencemari tanah, air tanah, sungai, dan udara pada desa-desa yang ada di kaki gunung perkebunan kopi.

Menyadari akan potensi yang diakibatkan pencemaran dari limbah biji kopi, Roy Hendroko Setyobudi yang juga mahasiswa prodi Doktor Ilmu Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang ini mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah penelitian dengan judul “Potensi Pulpa Kopi sebagai Biogas – Energi Terbarukan dan Pangan Fungsional Sumber Fe untuk Mengatasi Anemia Gizi Besi”. Peneliti yang akrab dipanggil pak Roy ini merasa bahwa masih banyak potensi yang bisa dimanfaatkan dari limbah pulpa kopi yang tidak dikelola oleh para produsen kopi.

Dikonfirmasi saat pelaksanaan ujian tertutupnya beberapa hari yang lalu, Roy memaparkan bahwa penelitian ini sudah menghasilkan 5 (lima) artikel publikasi bertaraf Internasional dengan membahas penemuan-penemuan penelitiannya seperti adanya temuan bahwa pulpa kopi yang merupakan daging buah kopi ini dapat digunakan sebagai bahan baku digester biogas, termasuk tingkat kandungan zat yang berpotensi untuk diolah serta kemanfaatannya.

Temuan lain yang diungkapkan adalah potensi dari limbah kopi ini dapat diolah menjadi produk pangan berupa tepung kopi. Hal ini telah ia kaji dengan melakukan analisa dengan Principal Coordinates Analysis (PCoA) pada 7 sampel pulpa di 7 variable pengamatan serta mengkaji pengolahan yang sama di The Coffee Cherry Co. yang berada di Canada dimana mereka mengembangkan gagasan memanfaatkan pulpa kopi menjadi tepung kopi (CCF – Coffee Cherry Fluor) untuk meminimasi limbah pengolahan kopi. Roy juga memaparkan terdapat sejumlah kendala yang ia alami dengan bahan baku pulpa kopi. Seperti, density yang rendah sehingga mengapung. Tingkat keasaman yang tinggi sehingga memungkinkan menekan pertumbuhan bakteri, dan pulpa kopi yang tidak tersedia sepanjang tahun. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat mahasiswa berumur 72 tahun tersebut.

“Lima publikasi yang saya hasilkan ini bukanlah akhir dari penelitian saya, saya dan tim masih menyiapkan publikasi tentang in vivo test untuk mengamati ketersediaan hayati dari unsur hara mikro Fe yang ada pada pulpa kopi serta rincian asam amino di pulpa kopi di sampel dari tiga wilayah budidaya kopi di Indonesia.” Ujarnya.

Roy juga masih akan melanjutkan kembali pada tahap pengembangan dimana ia mendapati bahwa beberapa zat akan menjadi kurang optimal saat limbah kopi ini diolah pada suhu 80°C, Maka ia dan timnya saat ini juga sedang menyusun design pengering pulpa kopi berbasis energi terbarukan (renewable energy) secara hibrida yang bekerja pada suhu 50°C.

Shared: